Kasih Sayang Tanpa Batasan

 

                                                   MGTF - Petugas wanita yang kini dan lampau.


Kasih Sayang Tanpa Batasan

Di dalam fitrah manusia, ada satu anugerah yang paling halus dan murni — kasih sayang tanpa batasan. Inilah kasih yang tidak bertanya siapa engkau, dari mana asalmu, apa pangkatmu, atau bagaimana rupamu. Ia hadir kerana menyedari bahawa setiap yang bernyawa adalah ciptaan Allah, berhak menerima rahmat dan kelembutan.

Namun, di zaman ini, kasih sebegini semakin hilang daripada amalan kita. Kasih sayang telah diletakkan syarat: kerana kepentingan, kerana harta, kerana rupa. Bila syarat itu hilang, kasih juga turut terpadam. Akibatnya, tali muhibah sesama manusia menjadi renggang — jiran tidak mengenali jiran, masyarakat terpisah oleh fahaman, bahkan keluarga pun retak kerana syarat-syarat yang dicipta.

Rasulullah ﷺ datang sebagai rahmatan lil-‘alamin — rahmat untuk sekalian alam. Baginda mengasihi tanpa memilih, mendoakan walau dicaci, dan mengampuni walau disakiti. Inilah kasih sayang tanpa syarat yang kita telah jauh meninggalkannya.

Kasih tanpa syarat tidak bermakna kita membenarkan segala salah laku, tetapi ia menuntut kita melihat insan lain dengan mata hati: seorang makhluk yang sedang mencari jalan pulang. Dari pandangan inilah lahir kelembutan, kesediaan menolong, dan kekuatan untuk memaafkan.

Sesungguhnya, hilangnya kasih ini adalah hilangnya hubungan kita dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan Tuhan. Maka marilah kita hidupkan kembali sifat ini, biarpun dengan sekecil-kecil amalan — sekuntum senyuman, sebutir doa, seulas kata yang menyejukkan jiwa. Dari kasih kecil itu, lahir gelombang rahmat yang bisa mengikat manusia semula dalam satu tali persaudaraan.


#KasihSayang #UnconditionalLove #RahmatanLilAlamin #Muhibah #FitrahInsan


🌸 Wirid Harian Peneguh Hati - untuk menghlangkan pening perut, senak kepala!

 


🌸 Wirid Harian Peneguh Hati

Ramblings of the Cheeseburger Buddha

Bismillāh-ir-Raḥmān-ir-Raḥīm

Hidup ini sering menguji hati dengan keresahan, fikiran yang cuba menjatuhkan, dan mimpi yang tiada makna. Namun hati yang ikhlas boleh dipelihara dengan zikrullah. Amalan sederhana tetapi istiqamah adalah benteng yang paling kuat untuk meneguhkan jiwa.

Berikut adalah susunan Wirid Harian Peneguh Hati, ringkas tetapi penuh makna, untuk diamalkan setiap hari.


🌅 Wirid Pagi (Selepas Subuh)

  1. 📖 Al-Fātiḥah – 1 kali
    👉 Niat hadiahkan pahala bacaan untuk diri, keluarga, dan seluruh umat.

  2. 🕊 Astaghfirullāh – 33 kali
    👉 Membersihkan jiwa dari noda halus dan beratnya fikiran.

  3. 🌸 Subḥānallāh, Alḥamdulillāh, Allāhu Akbar – masing-masing 33 kali
    👉 Zikir tasbih, tahmid, dan takbir sebagai kesyukuran membuka hari.

  4. 💖 Yā Muqallibal-qulūb, thabbit qalbī ‘alā dīnik – 7 kali
    👉 Doa Rasulullah ﷺ memohon hati yang teguh di jalan Allah.

  5. 🌞 Doa Penutup Pagi
    “Yā Allāh, jadikan hari ini cahaya bagi hatiku, tenang bagi fikiranku, dan berkat bagi amalanku.”


🌌 Wirid Petang (Selepas Maghrib atau Isyak)

  1. Ayat Kursi – 1 kali
    👉 Sebagai pelindung diri dari gelap dan gangguan.

  2. 🌿 Lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh – 33 kali
    👉 Menyerahkan kelemahan diri dan mengambil kekuatan dari Allah.

  3. 🌙 Allāh, Allāh, Allāh – 7–11 kali, perlahan sambil bernafas tenang
    👉 Mengingat Allah sebagai pusat diri, menenangkan hati.

  4. 🌹 Selawat – 10 kali
    Allāhumma ṣalli ‘alā Sayyidinā Muḥammad wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallim
    👉 Mengikat hati dengan kasih sayang Rasulullah ﷺ.

  5. 🌌 Doa Penutup Malam
    “Yā Nūr, penuhi malamku dengan cahaya-Mu, lindungi aku dari gelapnya fikiran, dan tidurkan aku dalam rahmat-Mu.”


🌿 Penutup

Amalan ini ringkas, namun jika diamalkan dengan kesedaran dan keikhlasan, ia akan menjadi benteng hati yang tidak mudah runtuh. Zikir ini bukan sahaja menguatkan kita menghadapi ujian, tetapi juga menyinari mereka yang membaca dan mengamalkannya.

Semoga hati kita sentiasa dijaga oleh Allah, dijernihkan dengan zikrullah, dan dikuatkan dengan doa para solihin.


🔖 Hashtags:
#WiridHarian #ZikirPeneguhHati #CheeseburgerBuddha #KetenanganJiwa #Ramblings


Sebuah Doa Ruhani di Alam Māyā — Sebuah Seruan Kebangkitan Jiwa

 

                                                                 Danao Toba, Sumatra.

Sebuah Doa Ruhani di Alam Māyā — Sebuah Seruan Kebangkitan Jiwa

Doa Pembuka

Bismillāh ir-Raḥmān ir-Raḥīm

Dari Hukum Purba Manu,
dari Gerbang Tanpa Pintu Tao,
dari prinsip-prinsip Hermetik,
kebijaksanaan Upanishad,
dan kasih sayang Sang Buddha—

Dari garis keturunan Ibrāhīm (ʿalayhi as-salām),
Mūsā (ʿalayhi as-salām), pembawa Perintah,
ʿĪsā (ʿalayhi as-salām),
dan Muḥammad (ṣallallāhu ʿalayhi wa-sallam),
Penutup Para Nabi—

Aku tunduk dengan rendah hati di hadapan Tuhan Semesta Alam,
Allāh ʿAzza wa Jalla.

Semoga kebijaksanaan para leluhur,
yang diwariskan lintas generasi,
dibagikan kepada semua yang hatinya terbuka
dalam mencari ilmu dan menapaki jalan ruhani.

Salām.


Doa Penutup

Aku berlindung kepada Rahmat Tak Terbatas Allah,
Tuhan Pencipta dan Maha Kuasa,
dari segala kesalahan
dan dari setiap bayangan pikiran serta persepsi.

Aku berlindung dari nafsuku sendiri,
dan dari bisikan kegelapan.

Semoga seluruh makhluk, dalam enam alam,
di sepuluh penjuru,
melintasi masa lalu, kini, dan masa depan—
diselamatkan dari Yang Semu menuju Yang Hakiki,
dari Kegelapan menuju Cahaya,
dari Kematian menuju Keabadian.

Āmīn.

🌿 #Doa #Maya #SeruanKebangkitan #KesadaranJiwa #KebijaksanaanPurba #Quran #Buddha #Upanishad #Hermetik #Tao #Ibrahim #Musa #Isa #Muhammad #CahayaMengusirGelap #DariMatiMenujuKekekalan


🌙 Tongkat Hati – Jalan Bagi Sang Pencari


 


🌙 Tongkat Hati – Jalan Bagi Sang Pencari

SubhanAllah! Kadang, hidup terasa seperti jalan panjang yang berliku, tempat kita tersandung, tersesat, lalu — dengan rahmat Allah Yang Maha Pengasih — kita terbangun. Aku telah menapaki jalan ini, dan aku bagikan kata-kata ini untuk mereka yang masih mencari, yang merasa tersesat, atau yang merindukan kedamaian.

Aku pernah hilang, dan kini aku ditemukan. Seperti sebuah nyanyian yang dulu terngiang di telingaku, kini kebenarannya terasa bergetar dalam diriku. Tidur panjang dalam kejahilan telah terangkat, dan hati pun dibersihkan dari debu dunia. Yang tersisa adalah rasa kebebasan — keadaan yang dalam tradisi kita dikenal sebagai fanā’, meleburkan diri dalam Cinta Allah.

Namun hidup adalah hidup. Kita kembali lagi pada “memotong kayu dan menimba air.” Tetap saja, ketika hati dipoles dengan dzikir, setiap langkah, setiap napas, setiap pekerjaan menjadi ibadah.


🌿 Doa untuk Keteguhan

Dalam perjalanan ini, aku diberikan sebuah doa — sederhana, seperti tongkat Musa, namun cukup kuat untuk dijadikan sandaran:

اللّهُمَّ أَثْبِتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ، وَقَوِّمْ خُطُواتِي فِي سَبِيلِكَ، وَاكْفِنِي بِكَ عَنْ غَيْرِكَ

Allahumma atsbit qalbi ‘alā dīnik, wa qawwim khuṭuwātī fī sabīlik, wa’kfinī bika ‘an ghayrik.

“Ya Allah, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu, luruskan langkahku di jalan-Mu, dan cukupkanlah aku dengan-Mu di atas segala sesuatu selain-Mu.”

Doa ini bisa dibawa laksana tongkat jiwa. Bisikkanlah ketika jalan terasa terjal, ketika malam terasa panjang, atau bahkan ketika hidup terasa biasa saja.


🌌 Bernafas dengan Doa

Agar doa ini meresap dalam hati, cobalah dzikir sederhana dengan pernapasan:

  • Tarik napas: Allahumma atsbit qalbi ‘alā dīnik

  • Hembuskan napas: wa qawwim khuṭuwātī fī sabīlik

  • Hening sejenak: wa’kfinī bika ‘an ghayrik

Biarkan kata-kata ini bernafas melalui dirimu hingga ketenangan kembali.


🌙 Wird Kecil untuk Kehidupan Sehari-hari

Sebuah siklus dzikir singkat yang bisa diamalkan:

  • Astaghfirullah – 33 kali
    “Aku memohon ampun kepada Allah.”

  • La ilaha illallah – 33 kali
    “Tiada Tuhan selain Allah.”

  • Doa Tongkat – 7 kali
    (doa di atas)

  • Alhamdulillah – 3 kali
    “Segala puji bagi Allah.”

Cukup untuk membersihkan, menenangkan, dan menguatkan hati — lentera bagi sang pencari, tali bagi pendaki, tongkat bagi musafir.


🌺 Penutup

Aku selamanya bersyukur kepada jiwa-jiwa agung yang telah berjalan sebelum kita, yang membawa lentera mereka tinggi-tinggi, dan yang kebijaksanaannya kini menerangi jalan kita. Semoga kita melangkah rendah hati, setapak demi setapak, tanpa pernah melepaskan tongkat di tangan kita — yaitu dzikir kepada Allah.

Dan semoga kita semua, yang hilang atau masih mengembara, suatu hari menemukan diri kita di Pintu-pintu Kedamaian.

Alhamdulillah.


Nazar Hidup – Menapaki Lingkaran Dzikir

 


Nazar Hidup – Menapaki Lingkaran Dzikir

Aku di sini. Aku hadir. Perjalanan ini bermula bukan keluar, melainkan ke dalam — menuju misteri yang terhampar di balik batas-batas jasad ini. Aku mencari benang yang mengalir sepanjang waktu dan wujud, benang tanpa awal dan tanpa akhir, benang yang sejatinya adalah diriku.

Benang itu adalah Sumber — rahim Penciptaan, titik asal mula. Dari Yang Esa, lahirlah Segala. Aku tunduk kepada Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah meniupkan ruh ini ke dalam keberadaan. Aku ingat akan perjanjian di hadapan ‘Arasy-Nya, ketika semua ruh bersaksi: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” dan kami menjawab: “Benar, kami bersaksi.”

Hidupku adalah sebuah Haji. Setiap langkah yang kuambil adalah thawaf mengelilingi poros Yang Esa. Setiap napas adalah sujud. Aku pasrah kepada Kehendak-Nya, agar aku menjadi instrumen bagi Cinta, Rahmat, dan Kasih-Nya yang mengalir ke seluruh Ciptaan.

Untuk mewujudkan perjanjian ini, aku memikul sebuah Nazar Hidup:

Allah — aku milik-Mu.
Cinta-Mu, Rahmat-Mu, Cahaya-Mu — melalui diriku.

Nazar ini bukan sekadar kata-kata; ia adalah irama. Ia menenun dirinya sepanjang hari dalam dzikir:

  • Pagi: Awali hari dengan nazar saat terbangun. Tarik napas: Allah — aku milik-Mu. Hembuskan napas: Cinta-Mu, Rahmat-Mu, Cahaya-Mu — melalui diriku.

  • Siang: Berjalanlah seakan-akan sedang thawaf mengelilingi Ka’bah hati. Berhenti sebelum makan, ulangi dzikir itu, dan ingat: di sini pun ada Ciptaan Allah.

  • Sore: Merenung dalam keheningan. Di mana Cahaya-Nya mengalir hari ini? Di mana aku menolak? Serahkan keduanya kepada-Nya.

  • Malam: Sebelum tidur, pasrahkan kembali ruh kepada Sumber-Nya dengan nazar itu.

Seiring waktu, irama ini menjadi cara hidup — bukan sekadar mengingat, tetapi hidup itu sendiri.

Dan ketika aku berjalan, tiga kata sakti membentuk Lingkaran Dzikir:

  • Subḥānallāh — untuk kembali.

  • Bismillāh — untuk memulai.

  • Labbayk Allāh — untuk hadir sepenuhnya.

Seperti butiran tasbih, mereka terus berputar tanpa henti: kembali, memulai, hadir. Benang itu tetap mengalir tanpa awal dan tanpa akhir, cerminan dari Yang Abadi.

🌙


Ap


Renungan Keredhaan Allah

 

                                       Arwah, Mamu LI (Bakoi) Pondok Nelayan Jelutong.

Renungan Keredhaan Allah

Selangkah demi selangkah, inshaAllah, saya rasa seperti hampir dengan keredaan Allah ‘Azza wa Jalla. Mungkin hanya perasaan pagi ini sahaja, namun ia mencukupi.

Kalau saya renungkannya, ia menandakan pemikiran saya tidak lagi dikongkong oleh nafsu, dan saya tidak lagi merasa menjadi hamba padanya. Saya rasa walaupun buta seketika, saya dipimpin dan dikasihi oleh Yang Maha Esa. Kasih yang tiada penghujungnya.

Di sinilah saya teringat daripada mana datangnya ilham untuk mencari keredaan Allah. Ia bukan sekadar ilham kosong, tetapi hadiah daripada seorang sahabat karib saya yang telah pergi, arwah ‘Li Bakoi’, atau lebih dikenali sebagai Mamu Li di kalangan mereka yang selalu lepak di Restoran Ikan Sembilang, Pondok Nelayan, Jelutong.

Beliau sering bertanya kepada saya,

“Apa yang paling penting didoakan bila kita pohon kepada Allah?”

Jawapannya yang beliau titipkan:

“Keredaan Allah atas segala hidup dan mati kita.”

Sehingga kini, saya masih berpegang pada nasihat itu. Inilah kenangan yang membekas dalam hati saya setiap kali soal keredaan timbul dalam hidup.

Moga Allah mencucuri rahmat-Nya ke atas roh sahabatku Mamu Li, dan menempatkannya di kalangan orang-orang yang dikasihi-Nya. Ameen.


Doa untuk Arwah Sahabat

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ.

“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempat singgahnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air, salji dan embun, serta sucikanlah dia daripada segala kesalahan sebagaimana Engkau sucikan kain putih daripada kotoran

#RenunganHati #RedhaAllah #LangkahKecil #PerjalananRohani #KenanganSahabat #KasihAllah #DoaUntukArwah


Tuan


Kairos - Hari ini aku melangkah keluar dari masa.

                                     Warisan Ilmu itu datangnya melalui masa dan kesabaran.
 

Kairos

Hari ini aku melangkah keluar dari masa.
Aku tidak lagi mengira hidup dengan detik atau jadual.
Hari ini aku masuk ke dalam Kairos
saat yang tidak terikat masa,
di mana jiwa bebas bernafas,
dan segala yang ada,
hanya ada.

Hari ini aku mengaktifkan realiti sebenarku.
Bukan ilusi yang dibentuk oleh ingatan atau ketakutan,
tetapi medan suci masa kini—
satu alam di luar fikiran, di luar identiti,
di mana aku bukan nama, wajah, atau kisah...
tetapi cahaya di sebalik mata.

Hari ini aku adalah Kehadiran Murni.
Diam.
Luas.
Sedar.
Bersatu sepenuhnya dengan semua yang mengelilingiku—
bukan terpisah, tetapi menyatu.

Hari ini aku Pulang.
Bukan ke tempat,
tetapi ke satu keadaan kewujudan.
Kembali kepada Asal.
Ke jantung kesenyapan.
Ke om yang bergema dalam segala sesuatu.


#Kairos #KehadiranMurni #SaatSuci #KebangkitanRohani #HikmahHermetik #DiLuarMasa #HidupSedarkanDiri #KembaliKeAsal #Om #AkuTelahPulang